Malam ini pemerintah lewat Menteri Agama memutuskan bahwa 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Rabu, 31 Agustus 2011. Keputusan yang baik menurut saya. Saya pun tidak akan membahas teknis hingga turunnya keputusan tersebut, tapi saya akan membahas dampak mengenai keputusan tersebut.
Baru kali ini pemerintah memutuskan hari lebaran beda dengan hari libur yang ada di tanggalan, paling tidak saya mencatat sejak 20 tahun yang lalu. Sudah jauh-jauh hari orang berencana akan berlebaran di tanggal 30 Agustus 2011, namun kali ini rencana itu harus disesuaikan sedikit, karena lebaran secara resminya bergeser ke hari berikutnya. Ini adalah tindakan yang sangat berani dari pemerintah, tidak seperti dekade lalu dimana pemerintah tidak berani menggeser waktu lebaran karena presiden saat itu, Soeharto, sudah berencana takbiran di monas sesuai tanggalan.
Apa dampak dari keputusan penggeseran tanggalan ini? Bagi saya tentu saja ada. Untuk orang yang tidak mengambil cuti di liburan lebaran kali ini, tentunya pergeseran ini menentukan masuk tidaknya saya ke kantor. Untuk liburan lebaran kali ini saya tetap masuk karena memang pekerjaan saya mensyaratkan saya untuk masuk di saat-saat ini. Pertanyaannya, apakah saya masuk besok dan libur di hari Kamis, atau saya libur besok dan masuk hari Kamis? Sampai saat ini belum ada berita dari perwakilan perusahaan atau supervisor saya mengenai akibat dari pergeseran hari lebaran ini. Untuk saat ini saya berencana tetap masuk dan libur sesuai tanggalan. Continue reading