Tarawih Dihadiri Walikota, Kampanye Terselubung?

Saya hari ini tidak tarawih di mesjid. Rumah saya dekat mesjid, sehingga ketika ada suara dari mesjid ketika orang berceramah, maka suaranya cukup jelas terdengar ke rumah saya. Saya agak kaget ketika mendengar bahwa mesjid dekat rumah saya malam ini dikunjungi Pak Walikota beserta jajarannya yaitu Camat dan Lurah. Saya tahu mesjid itu dikunjungi karena di speaker mesjid terdengar jelas “Selamat datang kepada Bapak Walikota…”

Acara tarawih dimulai dengan sambutan dari ketua mesjid (berdasarkan suara yang saya dengar dari pembawa acara). Intinya ketua mesjid tersebut sangat bangga karena mesjidnya dikunjungi Pak Walikota. Di akhir sambutannya, ada acara bantuan dari Pak Walikota kepada mesjid yang bersangkutan. Selanjutnya Pak Walikota didaulat untuk memberikan sepatah dua patah kata.

Continue reading

Kok Betah Ya?

Tadi sore saya pulang ke rumah dari Hotel Ritz Carlton, ke rumah teman dulu di daerah Senen, kemudian menuju rumah lewat tol dalam kota. Perjalanan keseluruhan hampir 3 jam. Saya memang jarang ke arah pusat bisnis dalam beberapa tahun terakhir apalagi di jam-jam sibuk. Namun saya bisa merasakan tidak enaknya bermacet-macet di jalanan. Bahkan pantat saya rasanya sudah mulai tidak enak karena terlalu lama duduk di mobil. Padahal mobil yang saya naiki cukup enak, Kijang Innova.

Saya jadi bertanya. Kenapa orang-orang betah ya bermacet-macetan setiap hari? Betah mengantri di jalan setiap hari tanpa daya apa pun untuk memperbaiki. Perjalanan yang harusnya cuma membutuhkan setengah sampai satu jam jika jalanan lancar, dapat mencapai tiga jam karena jalanan macet. Artinya ada lebih dari dua jam waktu terbuang percuma hanya untuk menempuh perjalanan sehari-hari.

Continue reading