Tiga Bulan dengan Kebiasaan Baru

shalat berjamaah

Sudah lebih dari tiga bulan ini saya melakukan kebiasaan baru. Kebiasaan itu adalah shalat wajib berjamaah di mesjid pada awal waktu. Kebiasaan itu bermula dari ceramah seorang ustadz di kantor tempat saya bekerja pada Bulan Ramadhan lalu. Ustadz itu memberikan pesan hanya satu, untuk menjadi lebih baik silakan dicoba shalat wajib berjamaah di mesjid pada awal waktu. Awalnya memang sulit, namun dalam tiga bulan terakhir ini tingkat kesuksesan saya melakukan shalat berjamaah di awal waktu cukup baik, rata-rata empat dari lima shalat berjamaah saya lakukan seperti pesan ustadz tersebut.

Dengan kebiasaan ini saya sudah terbiasa bangun sebelum atau pas Subuh. Saya biasanya memasang weker untuk memastikan saya bangun tepat waktu. Kadangkala tanpa weker pun saya berhasil bangun tepat waktu. Namun ada juga waktunya dimana saya terbangun kesiangan karena malam sebelumnya terlalu capek dan lupa memasang weker.

Continue reading

Upgrade ke Windows 8.1

Windows 8.1

Beberapa hari lalu saya tahu dari seorang teman di Facebook bahwa upgrade Windows 8.1 telah tersedia dan dapat di download di Windows Store. Kemarin saya pun mencoba mendownloadnya dan melakukan upgrade dari Windows 8 original yang telah saya miliki. Saat download untuk upgrade ke Windows 8.1 saya pun meninggalkan komputer saya sambil tidur. Saat bangun tidur saya pun langsung disuguhkan tombol untuk restart komputer yang artinya download saya telah selesai. Saya pun langsung klik tombol restart tersebut.

Saya menunggu cukup lama untuk “Setup” dan juga “Install Apps”. Kalau tidak salah saya sudah menunggu lebih dari 20 menit namun Windows tidak kunjung dapat dinikmati. Pas Adzan Subuh di pagi hari saya pun meninggalkan instalasi Windows 8.1 saya dan berangkat Shalat Subuh di Mesjid dekat rumah.

Continue reading

Kepeleset

kepeleset

Tadi malam hujan turun dengan derasnya sejak pukul 7 malam. Saya yang berniat shalat Isya di mesjid pun urung berangkat ke mesjid karena hujan yang cukup deras. Bahkan hujan terus mengguyur rumah kami sampai kira-kira pukul 9 malam.

Begitu selesai menonton sepakbola, saya pun berniat ingin menggembok pagar dan mengunci pintu rumah. Saya pun mengeluarkan kunci pintu dari pintu utama rumah dan membawanya ke pagar untuk menggembok pagar.

Continue reading

Semakin Penuh Semakin Nyenyak

tidur busway

Ada fenomena menarik yang saya temukan di angkutan umum, terutama di busway. Busway adalah salah satu angkutan umum yang cukup nyaman karena memiliki pendingin udara. Tempat duduk yang disediakan mirip seperti naik kereta, dimana tempat duduk hanya ada di sisi kanan dan kiri bus (dan juga tempat duduk di bagian belakang bus). Saat ini di busway sudah ada ruangan khusus wanita yang terdapat di bagian depan bus. Di ruangan tersebut hanya wanita yang boleh masuk, bahkan untuk yang berdiri sekalipun.

Fenomena menarik yang saya temukan berada di ruangan umum, dimana pria dapat duduk di tempat duduk yang disediakan. Jika ada katakanlah sepuluh pria mendapatkan tempat duduk, maka saat busway kosong, paling hanya satu sampai dua orang pria tersebut tertidur. Namun saat busway penuh sesak, dari 10 pria tersebut, mungkin paling banyak hanya satu orang yang tetap terjaga dan itu pun karena di dekatnya berdiri pria-pria lain sehingga dia tidak perlu berdiri untuk memberikan tempat duduk. Tidurnya para pria tersebut terlihat sangat lelap. Mulut sampai menganga, persis seperti kebanyakan orang yang tidur di kendaraan.

Continue reading

Abu dan Diriku

Abu sejak kecil dikenal sebagai kucing yang takut dengan orang. Namun hal itu berubah sekitar 1,5 tahun lalu sejak ia mulai bisa digendong oleh diriku. Untuk bisa menggendong Abu dibutuhkan usaha dan kesabaran yang luar biasa karena Abu bukan kucing yang mudah ditaklukan.

Sentuhan pertama dengan Abu dimulai ketika dia memakan makanan pemberian saya. Saat itu Abu langsung loncat dan marah-marah serta langsung berlari menjauh dari saya. Namun dia balik lagi ke makanannya setelah situasinya aman dari saya. Sentuhan kedua reaksi Abu pun tidak berubah. Sentuhan ketiga juga sama. Abu mulai berubah setelah sentuhan berpuluh-puluh kali. Saat itu dia tidak lagi loncat tapi hanya menggeram ketika dielus-elus. Itu sudah ada kemajuan.

Target berikutnya adalah memegang Abu dengan menggendongnya. Reaksi Abu ketika coba digendong mirip seperti pertama kali disentuh. Dan itu berlangsung terus berpuluh-puluh kali. Bahkan ketika pertama kali digendong Abu bereaksi dengan menggoreskan kukunya di tangan saya sehingga timbul sedikit bekas cakaran di kulit saya. Saya tidak kapok, bahkan usaha saya selalu didukung istri untuk menggendong Abu. Akhirnya Abu untuk kali pertama berhasil digendong tanpa dia loncat dan marah-marah. Namun dia masih panik karena belum biasa. Selanjutnya usaha untuk menggendong Abu lebih mudah, malah saat ini sangat gampang untuk dapat menggendong Abu kecuali dia sedang sakit atau terluka.

Continue reading