Berbuat Terbaik, Siap Dilupakan

Jupp Heynckes

Seringkali dalam melakukan sesuatu kita ingin meninggalkan jejak prestasi kita. Jejak prestasi itu biasanya disebut legacy. Misalnya dalam satu pekerjaan, kita seringkali ingin meninggalkan paling tidak template yang nantinya bisa digunakan oleh penerus-penerus kita. Bahkan jika kita kembali beberapa tahun kemudian dan template yang kita buat masih digunakan, maka kita akan sangat bangga akan hal tersebut. Namun seringkali kita lupa, bahwa legacy yang kita bangun seringkali malah merepotkan orang. Bahkan seringkali kita terlalu sibuk dengan legacy dan lupa berbuat yang terbaik dalam pekerjaan kita saat ini.

Beberapa minggu yang lalu, harian Kontan memiliki sebuah artikel dengan judul yang membuat saya tertarik. Judul artikel itu adalah “Tak membangun legacy, berbuat terbaik, siap dilupakan” oleh CEO Krakatau Steel, Tbk. Irvan Kamal Hakim. Ada potongan kalimat menarik dalam artikel tersebut yang membuat saya mengingatnya sampai hari ini. Potongan itu adalah

Continue reading

Hasil Pemilihan Presiden

Hari Rabu, 22 Juni 2011 lalu adalah hari diumumkannya hasil pemilihan Presiden Toastmaster di klub kantor saya untuk masa bakti 2011-2012. Dan ternyata, saya tidak keluar menjadi pemenang :D.

Pemenang adalah teman satu lagi yang saya sebutkan sebelumnya di Bersaing Menjadi Nomor Satu. Saya dan incumbent tidak berhasil memenangkan kampanye pemilihan presiden ini. Saya senang karena akhirnya klub Toastmaster kami dipimpin oleh orang terbaik saat ini. Pengalamannya, energinya dan kemampuannya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.

Continue reading

Hari Kampanye

Hari Rabu (15 Juni 2011) kemarin, saya akhirnya melaksanakan acara kampanye untuk menjadi Presiden Toastmaster di klub kantor saya. Saya maju paling pertama dalam berkampanye, dilanjutkan oleh kedua kandidat lain. Seperti rencana saya sebelumnya, saya akan bercerita mengenai masa lalu saya sebelum bergabung di Toastmaster hingga saat ini.

Saya bercerita pengalaman saya di tahun 2004 lalu, pengalaman tampil di depan publik. Tepatnya adalah tanggal 17 Agustus 2004 sewaktu saya masih bekerja di lepas pantai. Waktu itu saya adalah pekerja paling junior, sehingga saya didaulat menjadi petugas upacara. Tugas saya sebenarnya cukup ringan, yaitu hanya membacakan Pancasila yang diikuti oleh seluruh peserta upacara. Tapi apa daya…..ketika saya berdiri dan membacakan Pancasila, tiba-tiba kaki saya bergetar…. Pancasila yang saya hapal luar kepala sejak kecil, tiba-tiba tidak lagi saya hapal dan saya terpaksa harus konsentrasi membaca teks untuk mengurangi getaran kaki saya….

Continue reading

Bersaing Menjadi Nomor Satu

Besok (15 Juni 2011) akan ada kampanye pemilihan ketua atau presiden dari klub di kantor yang saya ikuti sejak tahun 2006. Kebetulan saya menjadi salah satu kandidatnya. Klub tersebut adalah bagian dari Toastmaster Internasional.

Sebenarnya perjalanan saya hingga menjadi salah satu kandidat diiringi oleh kecelakaan. Secara kebetulan kandidat kuat yang dipersiapkan orang-orang mendadak tidak bersedia menjadi presiden untuk masa satu tahun mendatang. Dan lebih buruknya adalah tidak ada satu orang pun yang mendaftar secara sukarela untuk menjadi kandidat presiden.

Lalu saya ditawari oleh seorang teman yang kebetulan juga presiden incumbent. Saya memberinya syarat, jika dia berhasil mendapatkan kandidat dua orang lagi, maka saya berminat maju. Saya ingin di klub tersebut paling tidak ada tiga kandidat presiden, sehingga pemilihan berjalan menarik.

Continue reading