Review Handphone Nokia 105

NOkia 105

Handphone Nokia 105 saya beli sekitar dua bulan lalu di OkeShop LotteMart Gandaria City. Harganya saat itu Rp 245.000 (sekitar $20 dengan kurs dolar di atas Rp 12.000 saat itu). Saya beli yang warna biru.

Handphone ini memang seperti perkiraan saya, hanya dapat digunakan untuk kebutuhan dasar, yaitu telepon dan sms. Menunya standar Nokia (bagi yang pernah punya Nokia di akhir 1990-an atau awal 2000-an tentu tahu maksud saya). Handphone ini cukup kecil dan ringan. Saya biasa membawanya di kantong baju saya saat berpergian.

Yang paling mantap dari Handphone ini adalah ketahanan baterenya. Pas minggu pertama pakai, ketahanan baterenya 6 hari sampai saya charge lagi. Namun setelah memasuki bulan kedua, ketahanan baterenya semakin menjadi-jadi, bisa 8 hingga 9 hari sebelum akhirnya saya melakukan charge. Chargenya pun tidak sampai dua jam sudah penuh kembali dari keadaan low bat.

Ketika dipakai untuk telepon, lebih enak menggunakan handphone ini dengan keypad menghadap ke luar (seperti saat menggunakan telepon Nokia Communicator jaman dahulu) karena suaranya lebih jelas terdengar daripada bila menggunakan dengan keypad menghadap ke dalam. Pernah sekali teman kantor saya mengingatkan saya bahwa saya memegang handphone-nya terbalik, namun saya jelaskan bahwa posisi tersebut lebih enak daripada posisi konvensional.

Setelah menggunakan handphone ini selama dua bulan, ada sedikit terbesit keinginan ingin menjual smartphone yang saya miliki satu setengah tahun terakhir. Smartphone tersebut harus dicharge tiap setengah atau satu hari sekali (tergantung keaktifan menggunakan). Tidak pernah lagi digunakan untuk menelpon (karena fungsi telepon sudah pindah ke handphone Nokia 105). Lebih suka menggunakannya untuk bersosial media, internetan, email atau sekedar streaming.

Handphone ini tentunya telah membuat hidup saya lebih mudah, paling tidak untuk telepon dan sms-an, karena tidak perlu touch screen apapun, tinggal pencet tombol, mudah untuk mencari kontak dan mudah pula untuk melakukan telepon atau membalas sms.

Handphone untuk menelpon dan sms. Smartphone untuk keperluan produktifitas lainnya. Tidak bisa keduanya dilakukan di satu alat yang sama. Alatnya harus berbeda, karena memang keperluannya berbeda. {nice1}

Gambar diambil dari : http://www.reviewhandphone.com/images/nokia/nokia-105-2.jpg

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *